Jumat, 04 Oktober 2013

Menggambar dari MANUAL ke DIGITAL dengan CorelDRAW

Author : Rizky Manusia Jangkrik
Website Author : JangkrikDesain.com, Shadowness.com
Tentang : Kartunis, Salah satu Admin Indonesia CorelDRAW Community

Dari MANUAL ke DIGITAL ...

Step 1 ... Buat "BONE" .... (gambar balungan.. hehehe)


Step 2 ... Pertebal dengan SPIDOL ...


Step 3 ... hapus Sketch kasarnya ...


Step 4 ... Scan lalu Trace ... Jangan lupa ujung2nya yg tumpul di lancipkan ...


Step 5 ... Berikan warna Dasar ...


Step 6 ... Perkuat dengan Shading & Lighting


Pengaplikasiaannya ...



SEMOGA MEMBANTU ...

Rabu, 02 Oktober 2013

Memberi Garis Mengikuti Bentuk Tulisan Dengan CorelDRAW

Ada Pertanyaan di Forum KPCI tentang membuat garis pinggir yang mengikuti bentuk tulisan, begini pertanyaannya
mau nanya mastah kalo bikin line sesuai bentuk font begini gimana yah caranya ?
makasih
Gambar dari pertanyaan tersebut seperti dibawah ini;


Jawab;
Sebenarnya sudah pernah aku posting cara membuatnya, mungkin bagi pemula agak bingung dengan cara tersebut, sekarang aku buat cara lain yang mungkin bisa diikuti dengan mudah;

Langkah-langkahnya sebagai berikut;
1. Ketik atau buat tulisan apa saja dengan Text tool di Toolbox;

 2. Ubah jenis font sesuai kehendak;
 3. Break Apart, atau tekan Ctrl+K untuk memisah menjadi beberapa bagian huruf;

 4. Kemudian seleksi semua huruf klik Convert to Curves di Menu Bar;


5. Kalau di lihat dari tampilan Wereframe seperti ini;


6.  Selanjutnya klik Weld pada Property Bar;

 7. Maka hasilnya akan seperti ini;

8. Selanjutnya pada Menu Bar > Arrange > klik menu Contour > atur seperti yang aku lingkari merah, sampeyan bisa menyesuaikan sendiri besarnya Contour-nya > dan klik Apply kalau dirasa sudah sesuai;


9. Kemudian pada Menu Bar > Arrange > klik Brak Contour Group Apart (atau tekan Ctrl+K di keyboard);


10. Langkah selanjutnya seleksi objek hasil contour tadi dan Ungruop untuk memisah dua objek hasil contour tersebut;


11. Selanjutnya seleksi semua objek yang ada atau tekan Ctrl+A di keyboard dan tekan Combine:


12. Hasilnya setelah di Combine akan seperti gambar dibawah ini;


13. Sehingga tulisan tersebut mempunyai garis pinggir yang mengikuti bentuk tulisan;


14. Demikian semoga bisa difahami dengan mudah....

Senin, 30 September 2013

Proses Sablon Manual Dengan Sistem Todong

Proses sablon manual dengan sistem todong adalah cara yang paling "primitif" untuk sebagian tukang sablon, namun masih ampuh untuk desain yang sederhana, karena kecepatan proses dan kesederhanaan sistemnya.

Proses sablon dengan sistem todong ini merupakan salah satu teknik menyablon yang mudah dan juga murah. cara ini tanpa menggunakan alat bantu presisi sama sekali. Mengapa disebut “todong”? karena untuk mengepaskan screen pada kain kaos polos hanya mengandalkan ketelitian dan ketajaman mata saja. Cara ini banyak digunakan pada waktu dulu, tetapi untuk jaman sekarang sepertinya sudah jarang yang menggunakannya, karena alat penepat sablon sekarang ini murah harganya, tidak seperti dulu. ALat bantu yang umum dipakai untuk menggantikan proses sistem todong ini bervariasi mulai dari frame kayu, frame kayu presisi, frame besi, meja presisi, sampai mesin rotary.

Ada 2 cara yang biasa dipakai untuk menyablon kaos menggunakan teknik todong ini, yang pertama adalah dengan cara mengandalkan bentukan hasil afdruk screen dan yang kedua adalah dengan menggunakan tanda "Cros"

1. Cara bentukan hasil afdruk screen;
Cara ini biasa digunakan untuk sablon kaos polos yang berwarna putih atau kaos warna terang, dan menggunakan tinta Externder, cara menyablonnya urutannya terbalik dimulai dari warna hitam atau warna gelap dan selanjutnya sesuai dengan urutan warna sampai yang terakhir warna paling terang, menggunakan tinta Extender karena pada warna hitam tidak terpengaruh apabila ditimpa dengan warna terang,

Contoh gambar menyablon menggunakan sisten ini;

misal gambar sepeti dibawah ini;


Urutan dalam menyablon seperti terlihat urut warna dari kiri ke kanan;


2. Cara dengan menggunakan tanda "Cros";
Tanda "Cros" yaitu tanda yang ditempatkan pada screen sablon, agar saat menggunakan screen bergantian bisa tetap tepat pada posisi yang dikendaki. Bentuk cros itu bisa menggunakan isolasi kertas. Kebanyakan orang yang menggunakan cara ini biasanya memanfaatkan isolasi kertas untuk ditempel di kaos jadi dan kemudian digunakan sebagai tempat untuk menyablonkan tanda cros-nya, dengan demikian dimaksudkan agar setelah proses sablon selesai isolasi kertas dapat dilepas dan tidak akan muncul bekas register di kaos yang dikerjakan. Cara ini biasa dipakai untuk sablon kaos warna gelap yang menggunakan tinta Rubber (karet)

Contoh gambar menyablon menggunakan sisten ini;

misal gambar seperti dibawah ini;


Urutan dalam menyablon seperti terlihat urut warna dari kiri ke kanan dan setiap film yang terbentuk pada screen ada tanda cros;


Demikian sekelumit tentang proses sablon manual dengan sisten todong, semoga bermanfaat...

Sumber : Teknik Sablon

Kamis, 26 September 2013

Arti Warna Menurut Filsafat Jawa Kuno

Di Jawa Timur ada tradisi kuno namanya Loro Pangkon, tradisi ini adalah untuk acara pernikahan yaitu tradisi membawa boneka jago untuk diserahkan ke pihak pengantin perempuan. Ayam jago tersebut adalah simbol dari pengantin laki-laki yang dipuji-puji penuh dengan kelebihan. Tradisi Loro Pangkon ini hanya diperuntukkan bagi pasangan pengantin yang belum pernah menikah. Artinya, pengantin perjaka bertemu perawan.

Pada Salah satu dialog ada makna tentang warna yang di jlentrehkan menurut filsafat Jawa, pada dialog dibawah ini yang aku cetak tebal adalah penngertian tentang warna tersebut.

Berikut adalah dialog Loro Pangkon berdasarkan rekaman kaset Ludruk Kartolo Cs, di mana si pembawa jago aku lambangkan dengan huruf A, sedangkan si penerima jago aku lambangkan dengan huruf B. Percakapan dilakukan dalam bahasa Jawa Timuran.

Berikut adalah dialog Lara Pangkon yang saya tulis berdasarkan rekaman kaset Ludruk Kartolo Cs, di mana si pembawa jago saya lambangkan dengan huruf A, sedangkan si penerima jago saya lambangkan dengan huruf B. Percakapan dilakukan dalam bahasa Jawa Timuran.

A : “Assalamualaikum.”
B : “Waalaikumsalam. Tejo-tejo sulaksono, tejone wong anyar katon. Ilang tejane cumlorot saksodo lanang, jumleger kari menungsone. Dherek niku sinten namine?”
A : “Nami kulo Pak Cukup, yogane Pak Turah. Tegese cukup sing disandang lan dipangan nganti turah-turah.”
B : “Lha sampeyan niki saking pundi pinangkane?”
A : “Kula saking Suroloyo Adilinuwih. Suro tegese wani, loyo pati, adi bagus, linuwih samubarang kalire. Lajeng panjenengan meniko sinten, lan niki dusun pundi?”
B : “Nami kulo Darmojulig. Darmo niku temen, Julig niku duta perwakilan, lan niki dusun Karang Kadempel. Tebih saking Suroloyo dumugi Karang Kadempel mriki, menopo ingkang sampeyan padosi, Dhik?”
A : “Madosi griyane mbok rondo sing gadhah petetan pitik doro, aran Sekar Joyo Mulyo, ingkang dereng rontok sarine.”
B : “Lha nggih niki Dhik, sing sampeyan padosi. Cocok nggih niki.”
A : “Niku jenenge mapan kabeneran, dapur kaleresan.”
B : “Wonten paribasane, tumbu oleh tutup, bantal oleh guling. Tebih saking Suroloyo, liwat dalan pundi sampeyan wau, Dhik?
A : “Liwat lurung tengah, kanan kiri karang kitri, katik numpaki jaran napas.”
B : “Jaran napas? Lajeng pirantine jaran napas niku napo mawon, Dhik?”
A : “Lise gemi, setiti, ngati-ati. Cemeti ati suci. Tropong waskito lair trusing batin. Lapak sadat panetep panotogomo.”
B : “Tebih saking Suroloyo dumugi Karang Kadempel mriki, nopo mboten kendel sampeyan wau, Dhik?”
A : “Kulo wau kendel ten kutha Mesir, nggih griya sampeyan niki sing kula sir.”
B : “Lha ingkang sampeyan beto niku napa, Dhik?”
A : “Niki Sawung Seto Wono. Tegese, sawung jago, seto putih, wono alas.”
B : “Lha condrone jago sampeyan niku napa, Dhik? Sampeyan terangaken siji-siji.”
A : “Siji-siji? Nopo mawon, dugi pundi sing sampeyan takokaken? Kula jawabe.”
B : “Jago sampeyan niku ndase diarani ndas nopo?”
A : “Cepuk emas tunggul nogo.”
B : “Gulune?”
A : “Tunggul wulung.”
B : “Mripate?”
A : “Merah delima.”
B : “Jenggere?”
A : “Emas berliyan.”
B : “Cucuke?”
A : “Aran wesi pulosrani.”
B : “Lha kupinge?”
A : “Suling bremoro.”
B : “Jembele?”
A : “Sumber komojoyo.”
B : “Rawise?”
A : “Cinde amoh.”
B : “Dhik, kari siji, kula badhe takon kok sungkan.”
A : “Mboten nopo-nopo. Niki mboten wonten wadi, wonten jlentrehe sedoyo.”
B : “Mari rawise, lha teleke, Dhik?”
A : “Wadhah roso.”
B : “Lha guayane?”
A : “Teja warno.”
B : “Ulese?”
A : “Manco warno.”
B : “Lho, kok saged manco warno? Nopo mawon dumununge?”
A : “Ono putih, ono abang, ono ireng, ono kuning.”
B : “Lha maknane nopo, cubo sampeyan terangaken siji siji?”
A : “Putih ing wetan panggonane, manuke kuntul, gunungane kapur, segorone santen, kembange kembang cempaka, kuthone sloko, sing mengku Bethoro Guru, manjing neng ati suci.”
B : “Lha sing abang?”
A : “Abang ing kidul panggonane, manuke wulung, segorone getih, gunungane geni, kembange wurawaribang, kuthane tembogo, sing mengku Bethoro Bromo, manjing nduk durgomongso.”
B : “Lha sing kuning?”
A : “Kuning neng kulon panggonane, manuke podang, segorone madu, gunungane welirang, kembange kenikir, kuthone kuningan, sing mengku Bethoro Komojoyo, manjinge nduk kebrahen.”
B : “Lha sing ireng?”
A : “Ireng neng lor panggonane, manuke gagak, segorone nilo, gunungane areng, kembange menteleng, kuthone wesi, sing mengku Bethoro Wisnu, manjing nduk sipat kelanggengen.”
B : “Lha sakniki suwiwine?”
A : “Belah jagat.”
B : “Sikile?”
A : “Songgo bumi.”
B : “Jalune?”
A : “Sipat jentik gumolo netro.”
B : “Pitik sampeyan niku dereng nate tarung tah, Dhik?”
A : “Lho, dereng nate.”
B : “Lha kok jalune bundhel, ngoten?”
A : “Lho, tapi nek kadung tarung, tarung sepisan kenek jalune pitik kula, abuh dherek.”
B : “Abuh mboten saged waras?”
A : “Saged waras nek sampun sangang wulan sepuluh dino, katik dicelukaken dhukun bayi.”
B : “Lha cakare?”
A : “Sapu jagad.”
B : “Buntute?”
A : Tebu sauyun sineret, koyok mega diapit kluwung.”
B : “Kukune?”
A : “Lempuyang akik.”
B : “Pakane?”
A : “Sega putih, iwak ati, jangan kluwih.”
B : “Maknane nopo, Dhik?”
A : “Sega putih niku wis suci, nek wis suci kudu sing ati-ati, supoyo luwih-luwih sing disandang lan dipangan.”
B : “Lha ngombene?”
A : “Wadhah kawah condrodimuko, isine durga pangongso-ongso.”
B : “Lha sing ngombeni?”
A : “Sing ngombeni dulur papat lima badan, sing papat manjing nduk keblat, sing siji wujud.”
B : “Lha maknane?”
A : “Keblat niku papat; wetan, kidul, kulon, lor. Lha wujud niku pancer.”
B : “Lha pangkringane?”
A : “Kajeng krudo mandero.”
B : “Paturone?”
A : “Dalem madigondo, bantal piwarah, kemul pitutur, dene kurungane lair lan batin, mudune jengkar guling kursi gading.”
B : “Lha kok jago sampeyan mboten saged kluruk, Dhik?”
A : “Nggih saged. Cuma saumur kluruk pisan tok. Kluruke wayah jam wolu esuk, metu nduk ayunane sidodadi, diapit lan diadep para priyayi, diwulang bapak naib.”
B : “Lha wulangane nopo?”
A : “Laras kalih agamane, dene nek Islam nggih sahadat.”
B : “Lha mudune jengkar guling kursi gading niku maknane nopo, Dhik?”
A : “Sakjerone gerdin, dodo siji tinawonan, bekupone jero turon, isi putri kawudanan, sang putra niba pangkon.”
B : “Lha wetenge niku isine nopo mawon, jago sampeyan?”
A : “Isine beras, ndok, lan emas.”
B : “Maknane?”
A : “Beras tegese iber-iber, ojo nganti uwas. Dene ndok weruho dadare, emas weruho lelere.”
B : “Lha telene?”
A : “Isi rojobrono, mas picis, lan tigan lantakan. Mbah belowo isi ketumbar lan mrico, tegese kemanten ora bakal diumbar tapi bakal diloloh.”
B : “Nek ngaten, jago sampeyan iku jago petingan, Dhik. Jago pawijen, sanes jago sembarangan?”
A : “Nggih, dhasar keporo nyoto.”
B : “Nek ngaten amrih saene, ayo seduluran kalih kulo. Jago sampeyan kulo pek’e.”
A : “Lho empun ndeder perkoro lho, nggih? Pengin ngepek jago kulo, kulo rewangi pecahe jojo wutahe ludiro.”
B : “Lho nek ngaten ayo, Dhik.”

Selanjutnya adalah adegan pencak silat yang dimenangkan oleh wakil pengantin perempuan.

A : “Nggih niki jagone kulo sukakaken sampeyan, tapi mboten gampang kula sukakaken lho. Wonten tebusane.”
B : “Lha nopo tebusane?”
A : “Satak selawe, sejampel suku selawe.”
B : “Lha nopo maksude?”
A : “Nek tak jupuk rolas, manjinge nang taun.”
B : “Lha kok saged?”
A : “Setaun ana rolas wulan. Nek tak jupuk telung puluh manjinge nang wulan.”
B : “Kok saged?”
A : “Sakwulan telung puluh dino. Nek tak jupuk pitu manggone nang dino, seminggu petung dino. Nek takjupuk limo, manjinge nang pasaran. Nek takjupuk telu manjinge nang kemanten lanang wedok sak waline.”
B : “Nek wonten kemanten lanang, kudu wonten kemanten wedok, nek mboten wonten waline?”
A : “Mboten dadi, Dherek.”
B : “Lha gemrudug neng wingking sampeyan niku sinten, Dhik?”
A : “Niku pengiring kulo, wadyobolo kulo saking Suroloyo.”
B : “Lha nopo mawon sing digowo?”
A : “Niku tumbak, tegese kangge mbabat dalan. Lha sing digowo kabeh aran misro lan misri. Misro kagowo balik, misri kagowo kari. Misri teko wujud, bukti, makna, maknane rupo dom lan bolah. Dom landepo pikire, bolah netepi ular-ular kuno. Jambe suruh sekar bahu, supoyo weruh sekar banjare, nini kemanten lan kaki kemanten.”
B : “Lha peti cilik sing dipikul niku nopo, Dhik?”
A : “Niku jodang cilik, aran jodang joli jempono. Tegese, wolak-walik sampurnane, nini kemanten lan kaki kemanten.”
B : “Napa mawon isine?”
A : “Gedang minongko sajen, tegese gegedo lan padango pikire, ngajenono awake. Kupat lepet ngluwaro nadare, ngluwarono sengkalane, netepano agamane, cedakno rejekine, adohno bilahine.”
B : “Lha kendi niku nopo maksude?”
A : “Minangko wong tuwo, bek kecangking, kothong kecangking. Kendi nyekseni lan mundi mundi.”
B : “Lha enten klopo sing gancet niku nopo?”
A : “Mulane nek ngepek mantu ojo sampek gawe papane wong tuwa, wet kudu dipepet.”
B : “Lha bokor kuningan niku?”
A : “Ojo sampek nglokor, kudu diuning uning. Mulane nek ngapek mantu kudu diuning-uning utowo dituturi, empun diumbar mawon.”
B : “Lha piring cangkir niku?”
A : “Piring minongko lantaran, cangkir nyancang pikir. Lungguhe aran lepek, duwe gawe ojo sampek klepak-klepek. Umpul-umpulo dhisik, tegese ngumpulno bondone, ngumpulno sanak familine, bisa musawarah. Lepek, untung rugi disonggo dewek.”
B : “Lha sing leter L niku nopo jenenge, Dhik?”
A : “Sing pating grandul niku? Niku gawangan, arane ongkek. Mulane ngapek mantu kudu disawang, aja sampek diongkek.”
B : “Lha sing enten danganane niku?”
A : “Niku siwur, tegese nyuwurno awake nek duwe gawe.”
B : “Lha sijine?”
A : “Sijine niku erus, tegese nerusno karep.”
B : “Lha kekep niku nopo?”
A : “Rumongso nek duwe sikep, dikekep tapi gak marai ongkep.”
B : “Lha sing leter L?”
A : “Leter L malih? Niku ilir, tegese ngapek silirane. Jeneng liyane tepas, tegese titip napas. Mulane nek ngapek mantu, miliho sing napase landung.”
B : “Lha sing bunder cangkeme ombo?”
A : “Niku kemaron, tegese karon-karonan mawon pokoke beres.”
B : “Lha sijine sing rodo mblenduk niku?”
A : “Arane kendil isine klopo, nek wis njendil mari lapo-lapo.”
B : “Lha enten barang gepeng katik bunder niku nopo?”
A : “Niku cowek, asale konco dewek sakniki dipek.”
B : “Lha sing niku?”
A : “Niki dandang, tegese ndang dadiyo. Dandang isi sega, nek dipangan marai seseg tur lego.”
B : “Lha kukusan?”
A : “Bisaa ngukus derajate, nek enak ojo lali wong tuwo. Paribasane gak ono kukus tanpo geni. Wong tuwa minongko genine utowo asal-usule.”
B : “Wah, nek gaten empun ngerti sedoyo kulo, jelenterehe.”
A : “Sampun kulo jelentrehaken sedoyo. Sakniki kulo titip jago niki minongko anak kulo lanang.”
B : “Nggih, Dhik, kula tramine sampeyan sekseni.”
Demikian...

Kamis, 19 September 2013

Membuat Pita Pada Banner Iklan Website Dengan CorelDRAW

Ketika browsing kadang-kadang kita menjumpai banner iklan yang ada pitanya disamping atas, kebanyakan ada pada website toko online, sesuai petanyaan dari rekan di group KPCI seperti contoh gambar dibawah ini, dan cara membuatnya di CorelDRAW dengan cara manual, meskipun begitu dengan mudah kita membuatnya, ok... ikuti langkah-langkahnya;


1. Buat Kotak dengan Rectangle tool di Toolbox;


2. Atur gradasi warna menggunakan Interactive Fill tool;


3. Buat lagi kotak persegi panjang, seperti langkah nomor 1, dan putar (rotate) -45 derajat;


4. Hasilnya akan seperti gambar dibawah ini;


5. Selanjutnya seleksi semua objek, dan pada Property Bar klik tombol Intersect;


6. Setelah di delete objek kotak persegi panjang hasilnya akan seperti gambar dibawah ini;


7. Atur juga gradasi warna agak gelap seperti langkah nomor 2, dengan maksud nantinya sebagai bayangan pita;


8. Gandakan objek tersebut dengan Copy-Paste dan geser kesamping, rubah warna gradasi sesuai keinginan seperti langkah nomor 2;


9. Buat lagi objek kotak (seperti langkah nomor 1) tempatkan pada sisi samping seperti gambar dibawah;


10. Tekan tombol Intersect di Property Bar untuk membuat perpotongan objek baru;


11. Rubah warna menjadi hitam di color Palette, dan pada Property bar tekan tombol Mirror vertically untuk membalik objek keatas, selanjutnya tekan Shift+PageDown untuk memposisikan objek tersebut ke bawah objek pita, lakukan juga pada sisi pita yang lain;


12. Dan hasil akhir akan seperti gambar dibawah ini, kalau sampeyan ingin menggunakan sebagai banner iklan Export dengan format PNG dengan resolusi 72 DPI, dan gambar sudah bisa di upload pada file hosting.


Demikian, semoga bermanfaat... monggo dicoba...

Jumat, 13 September 2013

Cara Menggambar Gear Atau Roda Gigi di CorelDRAW

Kalau jaman dulu namanya roda paksa, itu waktu jaman penjajahan bangsa londo dan jepang yaitu kerja nggak dibayar, upahnya cuma nasi yang banyak kutunya, hehehe... kalau tutorial kali ini tentang roda gigi yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan penjajahan bangsa londo. Roda gigi erat hubungannya dengan urusan teknik, memang tukang nggambar teknik biasa menggambar dengan AutoCAD karena memang berhubungan dengan mesin motor atau juga mesin produksi, tapi disini kita akan mencoba menggambar dengan CorelDRAW yang memang hanya untuk keperluan untuk koleksi clipart saja, yang dalam proses pengerjaan dalam menggambar tidak dibutuhkan ukuran yang akurat dan presisi, sebagai contoh seperti macam-macam gambar gear diatas ini yang condong ke unsur desain vector-nya.

Untuk membuat salah satu contoh gambar diatas langkahnya sebagai berikut;
1. Buat objek yang sudutnya lebih dari satu dengan klik pada Polygon tool di toolbox klik mouse di area kerja CorelDRAW dan drag kebawah dengan arah diagonal, hasilnya akan seperti gambar berikut;


2. Pada Property Bar > Poins or sides isi 18, hasilnya akan seperti gambar dibawah;


3. Beri warna coklat atau terserah suka-suka sampeyan, dan sembunyikan outline dengan klik kanan pada pilihan X di Color Palette;


4. Pada Toolbox pilih Shape tool seleksi dua node, sembarang;


5. Pada Property Bar klik tombol Add nodes untuk menambah node;


6. Seleksi salah satu node dan geser keatas, seperti ini;


7.  Tambah node lagi dengan klik pada garis, dan lakukan seperti langkah nomor 5 yaitu klik pada Add nodes pada Property Bar;


8.  Geser keatas juga node yang sudah kita tambahkan tadi;


9. Selanjutnya buat dua objek lingkaran dengan Ellipse tool di Toolbox;


10. Seleksi semua objek dan pada Property Bar klik tombol Combine atau sampeyan hanya tekan Ctrl+L di keyboard semua objek sudah ter-combine;


Hasilnya akan seperti gambar dibawah ini;


11. Selanjutnya untuk membuat sudut tumpul, munculkan menu Fillet/Scallop/Chamfer pada Menu Bar > Window > Dockers > Fillet/Scallop/Chamfer, pilih Fillet dan atur radius, kira-kira saja, kalau dirasa yakin cocok klik Apply;


12. Langkah selanjutnya membuat objek perspektif, yaitu pada Menu Bar > Effects > Add Perspective;


13. Atur sudut pandang dengan menggeser-geser tanda yang dipojok-pojok itu, selaraskan dengan perasaan sampeyan;


14. Hasilnya akan seperti gambar dibawah ini;


15. Selanjutnya membuat efek ketebalan, arahkan mouse pada Toolbox > pilih Extrude, arahkan mouse pada objek dan drag ke bawah;


16. Pada Property Bar > Extrusion Color Pilih yang paling kanan, dan sesuaikan warna extrude-nya;


17. Atur juga target cahaya dengan Extrusion Lighting juga pada Property Bar;


18. Hasil akhir akan seperti gambar dibawah ini sudah tampak arah datangnya cahaya dari mana, selesai..


Demikian sekelumit cara menggambar cepat Gear atau Roda Gigi dengan CorelDRAW... monggo dicoba...